Senin, 28 Oktober 2013

KALKUN

Budidaya Kalkun, Mudah dan Menguntungkan


Tomi Sujatmiko | Minggu, 13 Oktober 2013 | 07:07 WIB | Dibaca: 631 | Komentar: 0
Ilustrasi (Foto : Istimewa)
APA jadinya ketika sekelompok entrepreneur berkumpul menjadi satu? Saling bertukar informasi tentang jenis usahanya masing-masing itu pasti. Dari diskusi tersebut, tidak jarang justru memunculkan ide baru untuk berbisnis.

Itulah yang kini dilakukan tiga wirausaha muda. Wisnu Sanjaya, Arif Hidayat, dan Guntur Eka Prasetya. Ketiga pria berusia 40 tahun ini dipertemukan dalam sebuah kompetisi wirausaha sebuah bank beberapa waktu lalu. Seringnya berkumpul, membuat mereka sepakat membuka usaha baru yang belum banyak dilakukan orang. Budidaya ayam kal kun.

Ya, Wisnu, Arif dan Guntur kini sedang mengembangkan usaha baru mereka dengan membentuk sebuah paguyuban bernama Paguyuban Mataram Kalkun (PMK) yang ber markas di Jalan Solo Km 11,5 Dusun Mangunan, Kalitirto, Berbah Sleman.
Sebelumnya, baik Wisnu, Arif, maupun Guntur telah sukses dengan usahanya masing-masing. Wisnu dengan usaha kerajinan gambas di Kecamatan Gamping, Arif sukses mengembangkan jamur di Kecamatan Godean dan Guntur dengan cacingnya. Meski baru di bidang usaha ayam kalkun, ternyata PMK disinyalir sebagai satu-satunya paguyuban
kalkun yang masih bertahan.

”Dulunya memang ada paguyuban. Tapi mati. Sekarang kami memiliki 12 anggota dengan lebih dari 2.000 ekor. Mereka ini sudah lebih dulu berbisnis di bidang ayam kalkun dan juga memiliki paguyuban sendiri. Namun karena paguyubannya cenderung mati suri, akhirnya mereka bergabung bersama kami,” kata Guntur yang di PMK menjabat sebagai Bendahara II kepada KR awal pekan lalu.

Juga Pelatihan

Guntur menyebutkan, di PMK nantinya tidak hanya fokus ke pengembangbiakan ayam kalkun saja. Tapi juga sebagai pusat pelatihan. Namun tidak semua masyarakat yang memiliki ayam kalkun bisa bergabung dalam PMK. Mereka setidaknya harus memiliki minimal lima ekor betina dan satu ekor pejantan. Itu yang baru bisa dinamakan peternak ayam kalkun.

"Jadi kami nanti akan menampung semua hasil panen. Baik yang menjadi anggota paguyuban maupun tidak. Sebab selama ini, ada beberapa peternak yang kesulitan dalam hal pemasaran. Padahal pemintaan baik daging
maupun telurnya itu sangat tinggi,”kata Ketua PMK, W isnu Sanjaya.

Menurut Wisnu, dalam setahun terakhir di Yogyakarta telah terdapat tujuh rumah makan dan warung kalkun. Di luar negeri� sendiri, daging kalkun merupakan pilihan yang tidak dapat ditawar untuk perayaan thanksgiving. Daging kalkun juga lebih aman dikon sumsi oleh semua kalangan karena rendahkolesterol.

"Perawatannya juga mudah. Cukup diberi� makanan hijau-hijauan. Sehingga ternak kalkun bisa dilakukan di tengah permukiman penduduk karena tidak bau. Selain itu juga lebih menguntungkan dibanding ternak ayam biasa,” katanya. (Atiek Widyastuti H)

Sudah diterbitkan di Rubrik Kandha Raharja SKH Kedaulatan Rakyat Edisi Kamis (12/10/2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar